Jumat, 13 Mei 2011

Kembali Ke Jati Diri

"Adalah sangat beruntung lahir sebagai manusia, sebab manusia adalah mahluk yang paling sempurna, memiliki akal budi pekerti" ungkapan ini sudah sering didengar oleh telinga kita. Namun ungkapan tersebut seakan-akan menjadi angin lalu saat kita menjalankan aktivitas sehari-hari yang dipenuhi dengan tumpukan tugas-tugas di tempat kerja maupun kewajiban di rumah tangga dan masyarakat. Akibat dari rutinitas yang menumpuk sudah pasti akan bertemu dengan berbagai jenis masalah yang harus dihadapi. Keadaan ini membuat pikiran kita terbebani terlebih-lebih jika suatu permasalahan membutuhkan perhatian yang lebih dan harus segera diselesaikan. Pikiran yang penuh beban sering menyebabkan orang tidak lagi bisa berpikir bijaksana dan cenderung mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit.

Sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan, kita sering mengkambing hitamkan seseorang atas berbagai masalah yang menimpa kita. Tidak jarang orang memilih berbagai alternatif untuk memperlancar dalam penyelesaian segala masalah yang dihadapinya baik secara fisik, psikis, maupun bathin. Sudah banyak orang yang menjadi korban akibat kekurang bijaksanaan ini. 

Tidak mampukah orang berpikir untuk memilih arternatif kembali ke jati diri, yakni sebagai manusia yang memiliki akal dan budi pekerti? Konon, sebelum terlahir kita sudah menulis sebuah draf tentang apa saja yang akan dilakukan setelah kelahiran kelak, namun karena dahsyatnya sebuah ego, maka semuanya akan menjadi gelap dan kita menjalani hidup dengan membabi buta. Kembalilah ke jati diri kita masing-masing. Mari kita mulai mencoba untuk memahami tentang siapa sebenarnya diri kita? Untuk apa kita hidup? Apa tujuan hidup kita? serta Bagaimana dan Kemana perjalanan roh kita setelah kematian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar